Mengapa Harus Memilih Saham dalam Berinvestasi – Kali ini saya akan membahas kehebatan saham sebagai instrumen investasi. Seperti kita ketahui saham adalah bukti kepemilikan suatu perusahaan. Jika kinerja perusahaannya bagus, harga sahamnya akan meningkat seiring waktu. Berikut adalah instrumen-instrumen investasi:
1. Emas dan komoditas
Berbeda dengan instrumen investasi seperti emas,komoditas dan valas, ada saham yang memberikan dividen setiap tahun kepada pemegang sahamnya, tidak peduli harga sahamnya jatuh atau naik perusahaan tersebut selalu memberikan dividen secara terus menerus setiap tahunnya (Passive Income).
Sedangkan emas dan komoditas tidak memiliki fasilitas untuk itu. Emas dan komoditas dalam instrumen investasi hanya memiliki kehebatan dalam capital gain yakni harganya yang naik setelah anda membelinya. Selisih antara harga yang anda beli dan yang anda jual inilah yang disebut capital gain.
2. Valuta Asing
Valas memberikan keuntungan jangka pendek. Anda bisa memperdagangkan valas dengan website website yang menyediakan fasilitas tersebut, yang biasa kita sebut broker forex.
Anda bisa melakukan transaksi long dan short selling. Long untuk penguatan dan short untuk pelemahan. Artinya anda bisa mengeruk keuntungan di setiap kondisi pasar.
Tapi kelemahan dari forex adalah menggunakan dana pinjaman atau biasa disebut margin. Bila prediksi kita salah dan dana margin memasuki level berbahaya maka kita terpaksa menjualnya dengan kerugian.
Dana margin juga memiliki bunga yang harus kita bayarkan karena dana margin adalah pinjaman. Inilah yang membuat transaksi forex berbahaya karena kita dituntut untuk bermain secara leverage.
3. Properti
Berinvestasi di properti memberikan imbal hasil yang besar, apalagi di Indonesia yang sedang booming properti. Ketika anda membeli properti seperti rumah misalnya, anda dapat menjualnya dengan harga yang lebih tinggi untuk mendapatkan capital gain. Anda juga dapat menyewakan rumah tersebut untuk mendapatkan uang kontrak setiap tahun.
Namun ada kelemahan ketika berinvestasi properti yaitu harganya yang mahal dan masalah likuiditas. Harga properti bernilai puluhan juta sampai dengan milyaran, anda perlu merogoh kocek yang dalam untuk membeli satu properti saja. Selain itu properti juga susah dalam mencairkan dananya, jual beli properti harus dilakukan dengan surat menyurat yang akan sangat lama dalam mengurusnya.
4. Obligasi
Obligasi sama halnya dengan deposito yaitu anda meminjamkan uang untuk mendapatkan imbal hasil berupa bunga. Perbedaannya adalah obligasi berarti anda meminjamkan uang anda untuk perusahaan dan negara. Sedangkan deposito berarti anda meminjamkan bank dan bank akan memberikan anda bunga.
Deposito dinilai lebih aman karena dijamin oleh bank dan negara namun persen bunganya lebih kecil daripada obligasi. Obligasi hanya memberikan bunga, tidak ada capital gain disana bila anda memegangnya sampai jatuh tempo. Selain itu obligasi dan deposito juga dikenai pajak. Jadi instrumen ini dapat dikategorikan low risk low return.
5. Saham
Nah ini dia instrumen investasi favorit saya. Saham memberikan imbal hasil yang besar. Selain memberikan capital gain ada saham yang juga memberikan uang kepada kita berupa dividen. Dividen ini kita peroleh dari keuntungan sebuah perusahaan tersebut.
Perusahaan yang baik selalu memberikan dividen kepada pemegang sahamnya setiap tahun. Perusahaan perusahaan tersebut hanya memberikan sebagian keuntungannya kepada pemegang sahamnya dalam bentuk dividen. Sisanya diinvestasikan kembali ke bisnis untuk memperoleh keuntungan yang lebih besar di masa mendatang.
Perusahaan yang tadinya kecil di masa mendatang bisa menjadi perusahaan yang besar. Perusahaan yang tadinya membukukan keuntungan 10 milyar tiap tahun bisa membukukan keuntungan 50 milyar saat 10 tahun kemudian. Maka dari itu perusahaan yang hebat selalu membukukan laba yang lebih besar dari tahun sebelumnya.
Dividen yang tadinya 1 milyar bisa menjadi 5 milyar. Tapi tentu saja ada risiko di saham. Saham memiliki risiko fluktuasi harian yang bisa membuat pemiliknya stress. Anda bisa saja kehilangan seluruh uang yang anda investasikan pada suatu saham perusahaan jika perusahaan itu bangkrut dan delisting.
Risiko inilah yang membuat banyak orang menghindari saham dan menggunakan instrumen investasi lainnya. Tapi Warren Buffet mengatakan bahwa risiko datang karena anda tidak tahu. Ia bisa sukses karena ia tahu apa yang ia lakukan.
Oleh karena itu kita jangan buta lalu nekat memasuki dunia saham dengan bermodalkan keberanian dan uang. Kita harus mempersiapkan diri terlebih dahulu.
Mempersiapkan dari artian mental dan psikologi, fundamental analysis dan kesabaran. Saham adalah instrumen jangka panjang. Perusahaan sekelas Unilever tidak dilahirkan dalam waktu 1 atau 2 tahun. Bila anda menginginkan keuntungan yang cepat dalam saham maka sebaiknya anda beralih dari instrumen ini.